Memaknai Tahun Baru Tanpa Resolusi
Sepanjang awal tahun 2017 ini, ketika saya merenungkan hal-hal yang terjadi pada saya beberapa minggu belakangan, saya merasa sedang melewati pergantian tahun yang abu-abu. tidak putih, tidak juga hitam, ataupun berwarna.
awal tahun ini, saya tidak terlalu berspiritkan optimisme dan positivitas. tapi tak juga dipenuhi rasa pesimistis dan negativitas. semuanya hadir bersamaan dengan kadar yang seimbang. meskipun prediksi peruntungan shio saya mengatakan ditahun Ayam Api ini akan sangat baik untuk warga shio Monyet Api dari tahun sebelumnya. karena hal itulah kemudian kali ini saya enggan menuliskan resolusi, evaluasi, pengharapan dan impian.
berbeda dengan kebiasaan saya ditahun-tahun sebelumnya yang bahkan mensakralkan menulis hal-hal tersebut diawal tahun, baik masehi maupun imlek, sebagai bahan evaluasi ditahun berikutnya.
tahun ini, saya tidak berbekalkan apa-apa. tidak ada resolusi, tidak ingin mengevaluasi. harapan dan impian yang biasanya saya bawa layaknya tongkat estafet, kali ini absen dari tangan saya. cengkraman jari saya rasanya tak cukup kuat untuk itu. bukannya kedua hal itu tidak ada, hanya saja malas rasanya menggenggam. saya memilih untuk berusaha dan berlaku sewajarnya dan membiarkan semesta yang menentukan hasil kedepannya.
awal tahun ini, saya tidak terlalu berspiritkan optimisme dan positivitas. tapi tak juga dipenuhi rasa pesimistis dan negativitas. semuanya hadir bersamaan dengan kadar yang seimbang. meskipun prediksi peruntungan shio saya mengatakan ditahun Ayam Api ini akan sangat baik untuk warga shio Monyet Api dari tahun sebelumnya. karena hal itulah kemudian kali ini saya enggan menuliskan resolusi, evaluasi, pengharapan dan impian.
berbeda dengan kebiasaan saya ditahun-tahun sebelumnya yang bahkan mensakralkan menulis hal-hal tersebut diawal tahun, baik masehi maupun imlek, sebagai bahan evaluasi ditahun berikutnya.
tahun ini, saya tidak berbekalkan apa-apa. tidak ada resolusi, tidak ingin mengevaluasi. harapan dan impian yang biasanya saya bawa layaknya tongkat estafet, kali ini absen dari tangan saya. cengkraman jari saya rasanya tak cukup kuat untuk itu. bukannya kedua hal itu tidak ada, hanya saja malas rasanya menggenggam. saya memilih untuk berusaha dan berlaku sewajarnya dan membiarkan semesta yang menentukan hasil kedepannya.
dalam benak saya, memaknai tahun baru kali ini, sekalipun saya songsong tanpa resolusi dan evaluasi, ada satu keyakinan yang mengiringi langkah saya selama beberapa minggu terakhir, jika sesuatu yang ada dalam genggaman saya lepas, maka sudah saatnya dia lepas. jika perjalanan saya belum usai, maka sekalipun kaki saja penat, badan saya meraskan kelalahan yang luar biasa, saya akan terus melangkah. jika saya tergelincir nanti, maka sesuatu akan menyeruak muncul untuk meraih tangan saya yang hampa dan kembali membawa saya berdiri. saya tidak ingin memberinya nama. saya tidak ingin menjeratnya dalam sebuah identitas. yang saya tahu, Dia tak jauh dari saya.
mendadak, ada atau tidaknya resolusi, bagi saya bukan menjadi satu hal yang signifikan. mendadak, hari ini menjadi hari yang sama berharganya dengan hari-hari lain.
Selamat Tahun Baru...
Gorontalo, 28 Januari 2017
Salam, Ade Fadjrianti Kr